SELAMAT DATANG di blog SOLUSI SAIN, blognya Pencinta Sain

Blog ini dibuat untuk membantu siswa-siswi yang mengalami masalah dalam pembelajaran MAFIKI.
Juga sarana silaturrahmi para Pencinta Sain. Pengunjung juga dapat diskusi di grup fb: SUKSES SAIN

Senin, 25 Juli 2011

Jutaan Alumni SMA Tidak Bisa Kuliah di PTN

Beberapa waktu lalu penyelenggaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah usai. Berdasarkan informasi media peserta yang lolos SNMPTN jumlahnya mencapai 118.233 orang dari 540.953 orang yang mendaftar. Jumlah ini memang meningkat dari tahun lalu, dimana tahun lalu hanya 92.511 kursi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana dan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Pemerintah, maka jumlah yang diterima Perguruan Tinggi negeri sudah sangat sesuai yaitu 60% dari total daya tampung perguruan tinggi. Sedangkan 40% nya lagi akan diterima melalui seleksi perguruan tinggi masing-masing. Inilah problem terbesarnya, Bagi alumni Siswa SMU se Indonesia, jalur seleksi mandiri ini akan menjadi “penyiksa” kantong orang tua calon mahasiswa, dipastikan semua Perguruan Tinggi negeri akan membuat tarif VIP dan VVIP untuk orang tua yang sanggup membayar lebih mahal maka calon mahasiswa tersebut yang di loloskan, sebenarnya kondisi ini tidak hanya terjadi di Perguruan Tinggi Negeri, di Perguruan Tinggi Swasta khususnya Fakultas yang banyak peminatnya seperti FIKOM UNISBA memberlakukan penjualan tarif kursi yang sama, akhirnya dipastikan jutaan Siswa tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi, pendidikan tinggi hanya dirasakan oleh orang-orang kaya dan berduit di Negeri ini.

Seratus ribuan yang diterima oleh Perguruan Tinggi belum seberapa dengan lulusan SMU tahun ini, berdasarkan data yang ada jumlah lulusan SMU tahun ini adalah 1,5 Juta siswa sebagaimana dilansir Okezone awal bulan juni kemarin. Artinya ada sekitar 1,4 juta siswa tidak bisa melanjutkan ke perguraan tinggi Negeri.

Menjual tarif SKS dan Semester, dengan system lelang di perguruan tinggi membayakan system pendidikan Nasional, system lelang yang saya maksudkan adalah siapa saja orang tua siswa yang mampu membayar lebih mahal maka dialah yang lulus. Sungguh Memprihatinkan.

Berdasarkan laporan harian online Okezone menyebutkan UNAIR misalnya untuk Fakultas Kedokteran yang seleksinya secara mandiri biayanya mencapai 175 juta permahasiswa, di ITS Surabaya mencapai 50 Juta per mahasiswa. Kompas tanggal 11/7 melansir berita bahwa UNDIP mencapai 8,6 juta hingga 29,5 juta per mahasiswa ketika daftar ulang, Fakultasi Keperawatan UGM misalnya mencapai 37 juta, Tekhnik Mesin 20 Juta dan Kedokteran 100 Juta. Biaya yang fantastic bukan. Saya pastikan tidak akan ada warga negeri ini yang ekonomi menengah kebawah dapat menikmati pendidikan bergengsi ini.

Kembali ke jutaan siswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka di Perguruan Tinggi, mereka menjadi apa kelak? Operator jahit di pabrik-pabrik? Itupun Jika bisa menjahit. Menjadi SPG yang rawan pelecehan seksual, menjadi model yang rawan dijual ke hidung belang? Betapa mirisnya kondisi ini, saya pastikan praktik pelacuran akan meningkat tajam dari tahun ke tahun karena uang dipegang oleh orang kaya tidak beriman sebagai pembeli “kesenangan” dan yang menjual kesenangan itu adalah gadis-gadis miskin yang tidak bisa melanjutkan SMU, dalam kondisi bodoh, tak berdaya, kekurangan tetapi kebutuhan akan uang sangat tinggi. Ketika kekayaan dipegang sekelompok Kapitalis yang tidak beriman, maka mereka akan membeli “kesenangan” dengan menjadikan gadis-gadis miskin menjadi “gundik” mereka. Negeri ini diambang bencana jika tidak segera di selamatkan.

Mau dibawa kemana Negeri ini? Ya Allah Ampuni dosa hamba yang belum bisa berbuat banyak…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar